Festival Ogoh-Ogoh saat Menjelang Hari Raya Idul Fitri di Pulau Madura

            

Ogoh-ogoh karakter ustadz dan buraq


        Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam budaya Bali yang diyakini sebagai kepirbadian sorok Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu, Bhuta Kala merupakan representasi kekuatan alam semesta. Di Pulau Bali, parade ogoh-ogoh dilaksanakan pada malam Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh sendiri berasal dari bahasa Bali yang berarti digoyang-goyangkan. Bentuk ogoh-ogoh kini sangat beragam, mulai dari raksasa, wujud para dewa, seperti Dewa Siwa atau Dewa Ganesha. Kemudian diarak di jalanan sebagai visualisasi dari simbol roh jalan tersebut. Lalu bagaimana bisa ogoh-ogoh menjadi parade saat menjelang Hari Raya Idul Fitri di Pulau Madura?

            Di Pulau Madura terdapat satu pulau kecil bernama Pulau Raas. Pulau Raas merupakan pulau yang terletak di sebelah timur Pulau Madura. Pulau ini merupakan bagian kecamatan dari kabupaten Sumenep. Penduduk dari pulau Raas merupakan masyarakat homogen dengan agama yang sama yakni agama Islam. Sejak dahulu, karakteristik masyarakat suku Madura dikenal sebagai orang-orang pekerja keras. Bekerja di perantauan bagaikan sebuah kewajiban dalam hidup orang-orang suku Madura, tak terkecuali masyarakat di Pulau Raas. Sebagian besar masyarakat di pulau Raas bekerja dan merantau di pulau Bali. Merantau di pulau Bali sudah dilakukan berpuluh-puluh tahun lamanya oleh masyarakat Raas. 

            Banyaknya masyarakat Raas yang merantau ke Bali mendorong terjadinya akulturasi budaya Bali yang masuk ke pulau Raas, salah satunya adalah festival ogoh-ogoh. Fesrival ogoh-ogoh di pulau Raas sudah diadakan sejak puluhan tahun yang lalu. Meskipun sempat terhenti ketika adanya virus covid-19, festival ogoh-ogoh di pulau Raas kini mesih dilaksanakan. Meskipun sebenarnya festival ogoh-ogoh dibali cukup melekat dengan upacara keagamaan, namun festival ini tetap bisa diakulturasi oleh masyarakat Raas dengan menyesuaikan keyakinan dan budaya pada agama Islam. 

            Bentuk ogoh-ogoh yang diciptakan sangat beragam, mulai dari bentuk masjid, karakter ustadz, hewan buraq, sampan ke karakter karton superti spongebob. Festival ogoh-ogoh di pulau Raas diarak di jalanan diiringi dengan lantunan-lantunan sholawat ala-ala kentongan sahur, sehingga tidak meninggalkan unsur keislamannya. Festival ini menggabungkan antara tradisi ogoh-ogoh Bali dengan tradisi kentongan sahur saat bulan puasa. Hal ini menjadi salah satu momen ikonik yang membuat masyarakat Raas antusias untuk melakukan mudik ke kampung halaman saat lebaran.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunggulan Mobil Listrik Wuling Air EV

Mengapa Harus UMM?